Sabtu, 04 April 2015

Berita Wisata



Pelesiran Ke Tanah Mak Yong


            Berwisata tidak selalu harus pergi ke tempat-tempat hiburan yang mewah dan modern serta harus merogoh uang yang banyak untuk membeli barang-barang yang diinginkan. Berwisata juga dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai nilai sejarah dan  masih menjujung tinggi budaya setempat. Dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut, kita dapat menambah ilmu pengetahuan. Satu di antara tempat yang bisa dikunjungi di wilayah Kepulauan Riau ini yaitu Pulau Mantang yang letaknya di seberang Kijang Kabupaten Bintan.
            Beberapa waktu yang lalu, tim redaksi kami mengunjungi tempat yang mempunya nilai budaya yang masih kental ini untuk berwisata sekaligus menimba ilmu pengetahuan mengenai sejarah kesenian Mak Yong yang ada di sana. Untuk sampai di Mantang,  kita harus menggunakan kendaraan laut seperti pompong terlebih dahulu. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menaiki pompong ini yaitu Rp. 10.000,- untuk satu orang.  Perjalanan menuju Pulau Mantang  memakan waktu sekitar 10 menit.

Wawancara bersama Pak Mukhtar, warga Pulau Mantang.


Pulau Mantang tebagi atas empat bagian, yaitu Mantang Riau, Mantang Lama, Mantang Besar, dan Mantang Baru. Dahulu untuk nama Mantang Lama sendiri adalah Kayu Arang, tetapi karena ada pergantian camat yang baru maka terjadilah perubahan nama tersebut. Sedangkan untuk nama Mantang Baru dahulunya adalah Kampung Baru, dan untuk Mantang besar nama awalnya adalah Kampung Mantang serta untuk Mantang Riau dahulunya disebut Kampung Riau. Sedangkan untuk kelurahannya sendiri terbagi atas 3, yaitu Kelurahan Mantang lama dan Mantang Riau satu kelurahan, lalu Kelurahan Mantang Besar, dan Kelurahan Mantang Baru. Kesemua Mantang ini berdiri pada satu tanah.
 Mantang sangat terkenal dengan kesenian Mak Yong, yang konon katanya merupakan kesenian asli dari Mantang yang didirikan oleh Alm. Pak Khalik, dan sekarang diketuai oleh Pak Ali. Mak Yong merupakan permainan sandiwara yang dimainkan pada hari-hari besar yang mana pada Mak Yong ini menggunakan bahasa tradisi atau bisa dikatakan memakai bahasa melayu lama yang sulit sekali untuk dipahami bagi orang awam. Mak Yong tidak hanya menampilkan sandiwara peran saja, Mak Yong juga menyuguhkan tarian dan musik pengiring yang disejalankan dengan sandiwara tersebut. Untuk pemain Mak Yong secara keseluruhan membutuhkan sekiranya dua puluh orang pemain. Tidak sembarang orang bisa memainkan kesenian Mak Yong ini, terutama pada penggunaan bahasa melayu lama, harus dipelajari terlebih dahulu dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar empat bulan atau lebih. Pementasan Mak Yong ini sendiri biasanya menampilkan cerita-cerita kebangsawanan seperti Wak Prambon, Raja Busung Sakti, Mentimun Muda dan lain sebagainya. Adapun nama sanggar tempat Mak Yong ini bernama “Putri Bungsu Sakti”. Kesenian Mak Yong ini sudah pernah tampil ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Sekarang ini sudah banyak perubahan yang terjadi di Mantang, satu diantara perubahan itu adalah model rumah masyarakat di sana. Dahulu, rumah itu di bangun dengan menggunakan daun kelapa dan papan yang biasa kita sebut dengan rumah panggung, akan tetapi sekarang ini dengan adanya bantuan dari pemerintah setempat maka rumah-rumah masyarakat Mantang berubah menjadi lebih baik dengan menggunakan bahan bangunan yang lebih kuat lagi.
Walaupun Mantang merupakan pulau kecil yang mungkin kurang terjamah oleh masyarakat perkotaan, akan tetapi masyarakat di sana sangat menerima dan terbuka dengan siapa saja yang datang ke Pulau Mantang. Berwisata ke pulau ini akan memberikan pelajaran kepada  kita untuk selalu menjunjung tinggi nilai adat dan budaya di mana tempat kita berpijak, menanamkan rasa persaudaran antar sesama dan juga harus melestarikan kesenian dan hal lain yang kita punya agar tetap terjaga. (Mega)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar