Pelesiran
Ke Tanah Mak Yong
Berwisata tidak selalu harus
pergi ke tempat-tempat hiburan yang mewah dan modern serta harus merogoh uang
yang banyak untuk membeli barang-barang yang diinginkan. Berwisata juga dapat
dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai nilai sejarah
dan masih menjujung tinggi budaya
setempat. Dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut, kita dapat menambah ilmu
pengetahuan. Satu di antara tempat yang bisa dikunjungi di wilayah Kepulauan
Riau ini yaitu Pulau Mantang yang letaknya di seberang Kijang Kabupaten Bintan.
Beberapa waktu yang lalu, tim
redaksi kami mengunjungi tempat yang mempunya nilai budaya yang masih kental
ini untuk berwisata sekaligus menimba ilmu pengetahuan mengenai sejarah kesenian
Mak Yong yang ada di sana. Untuk sampai di Mantang, kita harus menggunakan kendaraan laut seperti
pompong terlebih dahulu. Biaya yang harus dikeluarkan
untuk menaiki pompong ini yaitu Rp. 10.000,- untuk satu orang. Perjalanan menuju Pulau Mantang memakan waktu sekitar 10 menit.
 |
Wawancara bersama Pak Mukhtar, warga Pulau Mantang.
Pulau Mantang tebagi atas empat bagian, yaitu
Mantang Riau, Mantang Lama, Mantang Besar, dan Mantang Baru. Dahulu untuk nama
Mantang Lama sendiri adalah Kayu Arang, tetapi karena ada pergantian camat yang
baru maka terjadilah perubahan nama tersebut. Sedangkan untuk nama Mantang Baru
dahulunya adalah Kampung Baru, dan untuk Mantang besar nama awalnya adalah
Kampung Mantang serta untuk Mantang Riau dahulunya disebut Kampung Riau.
Sedangkan untuk kelurahannya sendiri terbagi atas 3, yaitu Kelurahan Mantang
lama dan Mantang Riau satu kelurahan, lalu Kelurahan Mantang Besar, dan
Kelurahan Mantang Baru. Kesemua Mantang ini berdiri pada satu tanah.
Mantang sangat
terkenal dengan kesenian Mak Yong, yang konon katanya merupakan kesenian asli
dari Mantang yang didirikan oleh Alm. Pak Khalik, dan sekarang diketuai oleh
Pak Ali. Mak Yong merupakan permainan sandiwara yang dimainkan pada hari-hari
besar yang mana pada Mak Yong ini menggunakan bahasa tradisi atau bisa
dikatakan memakai bahasa melayu lama yang sulit sekali untuk dipahami bagi
orang awam. Mak Yong tidak hanya menampilkan sandiwara peran saja, Mak Yong
juga menyuguhkan tarian dan musik pengiring yang disejalankan dengan sandiwara
tersebut. Untuk pemain Mak Yong secara keseluruhan membutuhkan sekiranya dua
puluh orang pemain. Tidak sembarang orang bisa memainkan kesenian Mak Yong ini,
terutama pada penggunaan bahasa melayu lama, harus dipelajari terlebih dahulu
dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar empat bulan atau lebih.
Pementasan Mak Yong ini sendiri biasanya menampilkan cerita-cerita
kebangsawanan seperti Wak Prambon, Raja Busung Sakti, Mentimun Muda dan lain
sebagainya. Adapun nama sanggar tempat Mak Yong ini bernama “Putri Bungsu
Sakti”. Kesenian Mak Yong ini sudah pernah tampil ke luar negeri seperti
Malaysia dan Singapura.
Sekarang ini sudah banyak perubahan yang terjadi di
Mantang, satu diantara perubahan itu adalah model rumah masyarakat di sana. Dahulu,
rumah itu di bangun dengan menggunakan daun kelapa dan papan yang biasa kita
sebut dengan rumah panggung, akan tetapi sekarang ini dengan adanya bantuan
dari pemerintah setempat maka rumah-rumah masyarakat Mantang berubah menjadi
lebih baik dengan menggunakan bahan bangunan yang lebih kuat lagi.
Walaupun Mantang merupakan pulau kecil yang
mungkin kurang terjamah oleh masyarakat perkotaan, akan tetapi masyarakat di
sana sangat menerima dan terbuka dengan siapa saja yang datang ke Pulau
Mantang. Berwisata ke pulau ini akan memberikan pelajaran kepada kita untuk selalu menjunjung tinggi nilai
adat dan budaya di mana tempat kita berpijak, menanamkan rasa persaudaran antar
sesama dan juga harus melestarikan kesenian dan hal lain yang kita punya agar
tetap terjaga. (Mega)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar