Gagal Panen, Harga Beras pun Naik
Beras Padang Raya 30 Kg per karung yang dijual Anton
Tanjungpinang, (Mega
Pos)- Harga beras dipasaran kembali naik. Kenaikan harga beras ini dikeluhkan
beberapa pedagang maupun pembeli. Satu di antara pedagang yang terkena dampak
dari kenaikan harga beras adalah Anton warga Soekarno Hatta yang tinggal di Gg.
Beringin IV. Anton merupakan penjual beras Padang Raya asli yang diproduksi
langsung dari Bukit Tinggi. Dia bekerja sama dengan sang ayah selaku pemilik
sawah yang menghasilkan beras itu.
Dia mengungkapkan bahwa salah satu
alasan yang menyebabkan kenaikan harga beras adalah gagal panen. Gagal panen
ini disebabkan karena padi-padi diserang hama. Anton juga mengatakan bahwa
padi-padi yang dapat dipanen pun kualitasnya tidak sebagus seperti biasanya.
“Ya begitulah, mau tidak mau saya
juga harus ikut menaikan harga beras. Apalagi beras yang saya jual ini dari
Bukit Tinggi, terus dikirim lagi ke Tanjungpinang lewat jalur laut dengan kapal
barang. Habis itu beras ini terlebih dahulu diangkut dari Bukit Tinggi ke
Pekanbaru dengan menggunakan mobil truk. Setelah itu, barulah dimasukkan ke
dalam kapal barang untuk dikirim ke Tanjungpinang. Inilah alasan kenapa saya
ikut naikan harga beras, kalau tidak saya rugi,” jelasnya saat ditemui siang
ini (11/3).
Anton tidak menjual beras miliknya
per kilogram (/Kg), melainkan per karung. Berat satu karung beras adalah 30 kg.
Sebelum harga beras naik, dia menjual Rp370.000,00 per karung. Setelah harga
beras naik, harganya menjadi Rp400.000,00 per karung.
“Harga beras ini turun naik, mbak. Jadi,
kenaikan harganya tak tentu. Pernah dulu kenaikan harganya sampai Rp50.000,00
per karung, tapi kalau standar sih, ya sekitar Rp30.000,00 per karung,” ujarnya
saat ditanya jumlah kenaikan harga beras yang ditarifnya.
Anton menjual beras itu ke rumah
makan-rumah makan yang memesan beras kepadanya, seperti rumah makan padang di
Km 11, Bundo Kanduang, dan warung makan yang ada di Teluk Keriting pun juga
pernah menjadi langganannya. Akibat dari kenaikan harga beras itu, rumah makan
Bundo Kanduang dan warung makan di Teluk
Keriting tidak lagi memesan beras padanya.
“Kualitas berasnya bagus, itu juga
diakui oleh beberapa pembeli di warung kami, tapi soal harga kami ingin mencari
yang lebih hemat. Meskipun Anton memberlakukan sistem kredit, cuma kami masih
sedikit berat. Jadi, kami mencari beras lain yang kualitasnya hampir sama
dengan yang dijual Anton tetapi dengan harga yang lebih murah,” ujar Ida
pemilik warung makan di Teluk Keriting ini.
Berbeda halnya dengan pemilik rumah
makan Padang di Km 11 yang kerap disapa Ujang ini. Walaupun harga beras milik
Anton naik, ia tetap berlangganan beras dengannya. Dia tidak terlalu
mempermasalahkan soal harga. “Selagi masih bisa bayar kredit, saya tak masalah.
Soalnya berasnya memang bagus, ya walaupun saya harus naikan sedikit harga
makanan. Tapi itu bukan hanya karna berasnya naik, tapi juga karna harga lauk
pauk juga naik,” ujarnya.
Walaupun sudah kehilangan beberapa langganan,
Anton belum bisa menurunkan harga berasnya. Dia mengatakan bahwa akan
menurunkan harga beras apabila gagal panen tidak terjadi lagi dan harga beras
dipasaran juga turun.
“Susah juga mau nurunin harga, mbak.
Saya ini bagi penghasilan dengan ayah saya, Ayah saya yang memberikan modal
dalam penjualan beras ini, setelah laku terjual uang modal beras itu saya kasih
ke beliau. Saya hanya dapat sedikit keuntungan dari penjualan beras itu. Jadi,
turun atau tidaknya beras tergantung hasil panen ayah saya di sana,” jelas
Anton.
Akibat waktu panen yang cukup lama
dan gagal panen yang terjadi, ketika beras yang dijualnya sudah habis, Anton
harus bersabar untuk menunggu beras selanjutnya datang dari Bukit Tinggi.
Sementara menunggu beras datang, dia pun mencari beras pengganti yang
kualitasnya sama untuk dijual ke langganan tetapnya. (Mega)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar