Rabu, 11 Maret 2015

Straight news



Gagal Panen, Harga Beras pun Naik

 
Beras Padang Raya 30 Kg per karung yang dijual Anton


Tanjungpinang, (Mega Pos)- Harga beras dipasaran kembali naik. Kenaikan harga beras ini dikeluhkan beberapa pedagang maupun pembeli. Satu di antara pedagang yang terkena dampak dari kenaikan harga beras adalah Anton warga Soekarno Hatta yang tinggal di Gg. Beringin IV. Anton merupakan penjual beras Padang Raya asli yang diproduksi langsung dari Bukit Tinggi. Dia bekerja sama dengan sang ayah selaku pemilik sawah yang menghasilkan beras itu.
            Dia mengungkapkan bahwa salah satu alasan yang menyebabkan kenaikan harga beras adalah gagal panen. Gagal panen ini disebabkan karena padi-padi diserang hama. Anton juga mengatakan bahwa padi-padi yang dapat dipanen pun kualitasnya tidak sebagus seperti biasanya.
            “Ya begitulah, mau tidak mau saya juga harus ikut menaikan harga beras. Apalagi beras yang saya jual ini dari Bukit Tinggi, terus dikirim lagi ke Tanjungpinang lewat jalur laut dengan kapal barang. Habis itu beras ini terlebih dahulu diangkut dari Bukit Tinggi ke Pekanbaru dengan menggunakan mobil truk. Setelah itu, barulah dimasukkan ke dalam kapal barang untuk dikirim ke Tanjungpinang. Inilah alasan kenapa saya ikut naikan harga beras, kalau tidak saya rugi,” jelasnya saat ditemui siang ini (11/3).
            Anton tidak menjual beras miliknya per kilogram (/Kg), melainkan per karung. Berat satu karung beras adalah 30 kg. Sebelum harga beras naik, dia menjual Rp370.000,00 per karung. Setelah harga beras naik, harganya menjadi Rp400.000,00 per karung.
            “Harga beras ini turun naik, mbak. Jadi, kenaikan harganya tak tentu. Pernah dulu kenaikan harganya sampai Rp50.000,00 per karung, tapi kalau standar sih, ya sekitar Rp30.000,00 per karung,” ujarnya saat ditanya jumlah kenaikan harga beras yang ditarifnya.
            Anton menjual beras itu ke rumah makan-rumah makan yang memesan beras kepadanya, seperti rumah makan padang di Km 11, Bundo Kanduang, dan warung makan yang ada di Teluk Keriting pun juga pernah menjadi langganannya. Akibat dari kenaikan harga beras itu, rumah makan Bundo Kanduang dan  warung makan di Teluk Keriting tidak lagi memesan beras padanya.
            “Kualitas berasnya bagus, itu juga diakui oleh beberapa pembeli di warung kami, tapi soal harga kami ingin mencari yang lebih hemat. Meskipun Anton memberlakukan sistem kredit, cuma kami masih sedikit berat. Jadi, kami mencari beras lain yang kualitasnya hampir sama dengan yang dijual Anton tetapi dengan harga yang lebih murah,” ujar Ida pemilik warung makan di Teluk Keriting ini.
            Berbeda halnya dengan pemilik rumah makan Padang di Km 11 yang kerap disapa Ujang ini. Walaupun harga beras milik Anton naik, ia tetap berlangganan beras dengannya. Dia tidak terlalu mempermasalahkan soal harga. “Selagi masih bisa bayar kredit, saya tak masalah. Soalnya berasnya memang bagus, ya walaupun saya harus naikan sedikit harga makanan. Tapi itu bukan hanya karna berasnya naik, tapi juga karna harga lauk pauk juga naik,” ujarnya.
             Walaupun sudah kehilangan beberapa langganan, Anton belum bisa menurunkan harga berasnya. Dia mengatakan bahwa akan menurunkan harga beras apabila gagal panen tidak terjadi lagi dan harga beras dipasaran juga turun.
            “Susah juga mau nurunin harga, mbak. Saya ini bagi penghasilan dengan ayah saya, Ayah saya yang memberikan modal dalam penjualan beras ini, setelah laku terjual uang modal beras itu saya kasih ke beliau. Saya hanya dapat sedikit keuntungan dari penjualan beras itu. Jadi, turun atau tidaknya beras tergantung hasil panen ayah saya di sana,” jelas Anton.
            Akibat waktu panen yang cukup lama dan gagal panen yang terjadi, ketika beras yang dijualnya sudah habis, Anton harus bersabar untuk menunggu beras selanjutnya datang dari Bukit Tinggi. Sementara menunggu beras datang, dia pun mencari beras pengganti yang kualitasnya sama untuk dijual ke langganan tetapnya. (Mega)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar