Sungai Sejarah Saksi Bisu Perjalanan Kerajaan
Riau
Dahulu kala pada saat kejayaan Pemerintahan
Kerajaan Riau, sungai ini dikenal sebagai saksi bisu perjuangan para tokoh
Kerajaan Riau untuk merebut kekuasaan dan kejayaan di masa lampau. Bagaimanakah
sungai ini memainkan perannya sebagai perantara kejayaan Kerajaan Riau?
Oleh: Mega Riyawati
Sungai Carang di Jalan Daeng Celak
|
Pada mulanya sungai yang kita kenal saat ini
dengan nama Sungai Carang adalah Ulu Riau atau Sungai Riau. Seorang Raja
bernama Sultan Abdul Jalil Syah
III memerintahkan pasukannya untuk membuka suatu lahan baru
di daerah Hulu Sungai Carang. Pada
tahun 1850 penduduk di sekitar Sungai Carang ini berjumlah 12.000 orang. Letak
Sungai Carang pada masa itu sangat strategis, dikatakan strategis karena
merupakan jalur lalu-lalang para saudagar dagang dari seluruh dunia.
Perkembangan Sungai Carang semakin pesat
dengan dipindahnya pusat pemerintahan Kerajaan Riau ke daerah sungai ini. Di
daerah Sungai Carang dibangun kerajaan di Delta bernama Pulau Biram Dewa,
sedangkan pusat kerajaannya bernama Kota Piring.
Salah
satu dosen UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) yang juga merupakan
budayawan dan sastrawan Tanjungpinang, Raja Suzana mengungkapkan bahwa
berpindahnya pusat Kerajaan Riau ke daerah Sungai Carang ini menambah kekukatan
pemerintahaan Kerajaan Riau, hal ini diperkuat lagi dengan peranan Pulau
Penyengat sebagai pusat pertahanan Kerajaan Riau dari serangan dari Luar.
Beberapa
tahun kemudian, tepatnya tahun 1787, Sultah Mahmud III memindahkan pusat Kerajaan Riau ke Lingga.
Setelah itu Sungai Carang tak memainkan perannya lagi sebagai jalur lalu-lalang
perdagangan dunia.
Sungai
Carang seolah-olah mati tak ada aktivitas lagi semenjak pemindahan pusat
Kerajaan Riau ke Lingga. Barulah beberapa tahun kemudian, Sungai Carang ini
kembali beraktivitas, bukan sebagai jalur perdagangan seperti yang dahulu
digunakan pada masa kejayaan Kerajaan Riau, melainkan sebagai tempat
lalu-lalang masyarakat setempat dalam menjalankan aktivitas mereka sehari-hari.
Sungai
Carang pada saat ini dijadikan jalur transportasi penyebrangan, sebagai tempat
mencari ikan, bahkan dijadikan sebagai tempat wisata oleh masyarakat setempat
atau masyarakat dari daerah lain yang ingin mengetahui sejarah Sungai Carang. Tidak
hanya sebagai situs wisata sejarah saja, Sungai Carang juga dijadikan sebagai
tempat refreshing untuk membuang kepenatan.
Kondisi
Sungai Carang pada saat ini cukup memprihatinkan. Hal ini dikarenakan lahan di
sekitar Sungai Carang merupakan bekas penambangan bauksit. Hal ini diperparah
lagi ketika hujan turun. Air sungai menjadi merah akibat tanah bauksit di
sekitarnya. Tidak hanya itu, di sekitar Sungai Carang juga terdapat kapal-kapal
kayu yang bersandar di tepi sungai yang tak jarang membuang minyak-minyak kapal
ke sungai, sehingga air sungai menjadi kotor dan berminyak. Melihat keadaan Sungai Carang seperti ini,
untuk orang awam yng tidak mengetahui sejarah Sungai Carang maka akan dipastikan
mereka menganggap bahwa sungai ini bukan sungai sejarah, melainkan sungai tempat pembuangan yang tak berpenghuni. (MR)
Ti 89 Titanium Calculator - iTanium-arts.com
BalasHapusTi 87 Ti is microtouch titanium a small titanium glasses ceramic calculator that calculates titanium chain the energy of an existing and existing titanium watch metal core. It also accepts an external resistor (V) that is dental implants