Senin, 11 Mei 2015

Feature Sejarag


Sungai Sejarah Saksi Bisu Perjalanan Kerajaan Riau

Dahulu kala pada saat kejayaan Pemerintahan Kerajaan Riau, sungai ini dikenal sebagai saksi bisu perjuangan para tokoh Kerajaan Riau untuk merebut kekuasaan dan kejayaan di masa lampau. Bagaimanakah sungai ini memainkan perannya sebagai perantara kejayaan Kerajaan Riau?

Oleh: Mega Riyawati


Sungai Carang di Jalan Daeng Celak


            Pada mulanya sungai yang kita kenal saat ini dengan nama Sungai Carang adalah Ulu Riau atau Sungai Riau. Seorang Raja bernama Sultan Abdul Jalil Syah III memerintahkan pasukannya untuk membuka suatu lahan baru di daerah Hulu Sungai Carang. Pada tahun 1850 penduduk di sekitar Sungai Carang ini berjumlah 12.000 orang. Letak Sungai Carang pada masa itu sangat strategis, dikatakan strategis karena merupakan jalur lalu-lalang para saudagar dagang dari seluruh dunia.  
             Perkembangan Sungai Carang semakin pesat dengan dipindahnya pusat pemerintahan Kerajaan Riau ke daerah sungai ini. Di daerah Sungai Carang dibangun kerajaan di Delta bernama Pulau Biram Dewa, sedangkan pusat kerajaannya bernama Kota Piring.
            Salah satu dosen UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) yang juga merupakan budayawan dan sastrawan Tanjungpinang, Raja Suzana mengungkapkan bahwa berpindahnya pusat Kerajaan Riau ke daerah Sungai Carang ini menambah kekukatan pemerintahaan Kerajaan Riau, hal ini diperkuat lagi dengan peranan Pulau Penyengat sebagai pusat pertahanan Kerajaan Riau dari serangan dari Luar.
            Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1787, Sultah Mahmud III memindahkan pusat Kerajaan Riau ke Lingga. Setelah itu Sungai Carang tak memainkan perannya lagi sebagai jalur lalu-lalang perdagangan dunia.
            Sungai Carang seolah-olah mati tak ada aktivitas lagi semenjak pemindahan pusat Kerajaan Riau ke Lingga. Barulah beberapa tahun kemudian, Sungai Carang ini kembali beraktivitas, bukan sebagai jalur perdagangan seperti yang dahulu digunakan pada masa kejayaan Kerajaan Riau, melainkan sebagai tempat lalu-lalang masyarakat setempat dalam menjalankan aktivitas mereka sehari-hari.
            Sungai Carang pada saat ini dijadikan jalur transportasi penyebrangan, sebagai tempat mencari ikan, bahkan dijadikan sebagai tempat wisata oleh masyarakat setempat atau masyarakat dari daerah lain yang ingin mengetahui sejarah Sungai Carang. Tidak hanya sebagai situs wisata sejarah saja, Sungai Carang juga dijadikan sebagai tempat refreshing untuk membuang kepenatan.
            Kondisi Sungai Carang pada saat ini cukup memprihatinkan. Hal ini dikarenakan lahan di sekitar Sungai Carang merupakan bekas penambangan bauksit. Hal ini diperparah lagi ketika hujan turun. Air sungai menjadi merah akibat tanah bauksit di sekitarnya. Tidak hanya itu, di sekitar Sungai Carang juga terdapat kapal-kapal kayu yang bersandar di tepi sungai yang tak jarang membuang minyak-minyak kapal ke sungai, sehingga air sungai menjadi kotor dan berminyak.  Melihat keadaan Sungai Carang seperti ini, untuk orang awam yng tidak mengetahui sejarah Sungai Carang maka akan dipastikan mereka menganggap bahwa sungai ini bukan sungai sejarah, melainkan sungai tempat pembuangan yang tak berpenghuni. (MR)



 

1 komentar:

  1. Ti 89 Titanium Calculator - iTanium-arts.com
    Ti 87 Ti is microtouch titanium a small titanium glasses ceramic calculator that calculates titanium chain the energy of an existing and existing titanium watch metal core. It also accepts an external resistor (V) that is dental implants

    BalasHapus