Tanjungpinang- Kamis (26/02/2015) Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) harus rela
berebutan untuk menaiki bus. Bus yang tersedia hanya 10,
sedangkan mahasiswa UMRAH sangat banyak, hal inilah yang memaksakan mahasiswa untuk saling berebut
mendapatkan tempat duduk di dalam bus tersebut. Aksi saling dorong-mendorong pun tidak dapat dielakkan lagi. Keadaan seperti ini dapat kita lihat setiap hari sesuai dengan
waktu kuliah para mahasiswa.
Seperti yang diketahui, UMRAH mendapatkan
bantuan oleh pemerintah berupa sarana transportasi yaitu bus untuk para
mahasiswa. Bus inilah yang menghantarkan mahasiswa menuju kampus yang letaknya
di Senggarang. Walaupun bus ini merupakan bantuan dari pemerintah,
tetapi mereka tetap harus membayar tiket untuk menaikinya. Harga tiket yang
sudah naik yang awalnya Rp80.000,- untuk 1 tiket utuh sekarang menjadi Rp125.000,-.
Hal inilah yang dikeluhkan
mahasiswa, “harga tiket menaik sedangkan kami masih harus berebutan naik bus
untuk kuliah, itupun tak jarang di antara kami harus berdiri di dalam bus”,
ungkap salah satu mahasiswa yang bernama Ria ini.
Tidak hanya mahasiswa yang
mengeluh tentang situasi seperti ini, supir-supir bus serta koordinator
lapangan yang mengurusi soal bus pun menyayangkan keadaan ini. Mereka juga
mengharapkan agar pihak kampus menyediakan bus tambahan untuk mahasiswa
sehingga keadaan dorong mendorong seperti yang terlihat tidak terjadi lagi.
Tidak hanya itu, mereka
juga mengkhawatirkan tentang kapasitas orang yang melebihi batas dalam satu bus
sangat membahayakan mahasiswa itu sendiri. Karena beban yang dibawa bus terlalu
berat akan menyulitkan supir bus untuk mengendalikannya, apabila supir bus
lengah sedikit saja maka nyawalah taruhannya. “Semoga pihak kampus menyadari
keadaan ini dan berusaha untuk menyediakan bus tambahan”, ujar Adi yang menjadi
koordinator lapangan yang mengurusi soal bus di UMRAH. (MR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar