Jumat, 27 Februari 2015
Atap Rubuh, 1 Mahasiswa Pingsan
Atap yang rubuh di terminal UMRAH, Jum'at (27/02/2015)
Tanjungpinang- Jumat (27 Februari 2015) Tepatnya setelah salat Jum’at, salah satu mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) pingsan karena tertimpa atap yang rubuh. Peristiwa ini terjadi di UMRAH tepatnya di terminal bus Senggarang. Mahasiswa yang menjadi korban kejadian itu pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Kejadian ini sungguh di luar dugaan,
pasalnya selama ini tempat yang biasa digunakan mahasiswa untuk menunggu bus
masih terlihat baik-baik saja. Namun, naas sekali pada hari itu, tiba-tiba saja
atap tersebut rubuh dan menimpa salah satu mahasiswa laki-laki yang diketahui
mahasiswa dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Salah satu koordinator lapangan bus
yang bertugas pada saat itu mengatakan
bahwa kondisi atap dan kayu penyangga tempat itu sudah rapuh. “Tempat ini
dibangun sembarangan, terus gak diwarat dan akhirnya lapuk”, ujar Zal, koordinator
lapangan yang melihat kejadian itu.
Mahasiswa yang menjadi korban
kejadian itu belum bisa dimintai keterangan, namun Zal mengatakan bahwa
kondisinya tidak terlalu parah. “Dia udah bisa pulang. Awalnya sempat pingsan,
tapi untung gak kenapa-kenapa”, ujarnya. (MR)
Kamis, 26 Februari 2015
Mahasiswa UMRAH Rela Desak-Desakan
Tanjungpinang- Kamis (26/02/2015) Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) harus rela
berebutan untuk menaiki bus. Bus yang tersedia hanya 10,
sedangkan mahasiswa UMRAH sangat banyak, hal inilah yang memaksakan mahasiswa untuk saling berebut
mendapatkan tempat duduk di dalam bus tersebut. Aksi saling dorong-mendorong pun tidak dapat dielakkan lagi. Keadaan seperti ini dapat kita lihat setiap hari sesuai dengan
waktu kuliah para mahasiswa.
Seperti yang diketahui, UMRAH mendapatkan
bantuan oleh pemerintah berupa sarana transportasi yaitu bus untuk para
mahasiswa. Bus inilah yang menghantarkan mahasiswa menuju kampus yang letaknya
di Senggarang. Walaupun bus ini merupakan bantuan dari pemerintah,
tetapi mereka tetap harus membayar tiket untuk menaikinya. Harga tiket yang
sudah naik yang awalnya Rp80.000,- untuk 1 tiket utuh sekarang menjadi Rp125.000,-.
Hal inilah yang dikeluhkan
mahasiswa, “harga tiket menaik sedangkan kami masih harus berebutan naik bus
untuk kuliah, itupun tak jarang di antara kami harus berdiri di dalam bus”,
ungkap salah satu mahasiswa yang bernama Ria ini.
Tidak hanya mahasiswa yang
mengeluh tentang situasi seperti ini, supir-supir bus serta koordinator
lapangan yang mengurusi soal bus pun menyayangkan keadaan ini. Mereka juga
mengharapkan agar pihak kampus menyediakan bus tambahan untuk mahasiswa
sehingga keadaan dorong mendorong seperti yang terlihat tidak terjadi lagi.
Tidak hanya itu, mereka
juga mengkhawatirkan tentang kapasitas orang yang melebihi batas dalam satu bus
sangat membahayakan mahasiswa itu sendiri. Karena beban yang dibawa bus terlalu
berat akan menyulitkan supir bus untuk mengendalikannya, apabila supir bus
lengah sedikit saja maka nyawalah taruhannya. “Semoga pihak kampus menyadari
keadaan ini dan berusaha untuk menyediakan bus tambahan”, ujar Adi yang menjadi
koordinator lapangan yang mengurusi soal bus di UMRAH. (MR)
Langganan:
Postingan (Atom)